Pages

Rabu, 09 Mei 2012

Di Balik Kehangatan Pashmina

Sehelai pashmina punya banyak fungsi selain sebagai aksesori dalam berpakaian. Selain sebagai kerudung, pashmina juga bisa difungsikan sebagai penghangat tubuh hingga menjadi bahan untuk mendesain pakaian.


“Ibu-ibu yang datang ke sini biasanya bilang enggak pas kalau ke acara resmi tidak pakai pashmina, soalnya tidak ada yang dipegang,” kata Ani Siti Aniyah, Moslem Fashion Assistant Shafira di Buah Batu, Bandung.
”Untuk kalangan anak muda, pashmina terkenal sejak vokalis band Nidji memakainya,” katanya menambahkan.

Dalam acara Jakarta Fashion Week 9/10, November 2009 lalu misalnya, perancang Sebastian Gunawan mengubah pashmina menjadi gaun-gaun yang anggun dan elegan. Untuk membuat 16 rancangannya, Sebastian menggunakan 28 pashmina bermotif dan 20 pashmina polos karena untuk setiap desainnya dibutuhkan lebih dari dua pashmina. Tak jarang, Sebastian harus merombak rancangannya karena terdapat perbedaan warna dari helai kain yang dia gunakan meski memiliki motif yang sama.

Jane Singer, kolumnis The New York Times, menuliskan, istilah pashmina dikenal orang sebagai selendang dengan ukuran besar, lebih besar dibandingkan dengan syal. Padahal, berdasarkan arti yang sebenarnya, pashmina adalah jenis material kainnya itu sendiri.

Pashmina adalah jenis kain wol dari serat yang diolah dari janggut domba. Dombanya pun tak sembarangan, yaitu domba yang hidup di pegunungan Himalaya, tepatnya di daerah yang bernama Ladakh, dengan ketinggian sekitar 4.200 meter di atas permukaan laut.

Janggut domba ini kemudian ditenun oleh orang-orang di lembah Kashmir dan Nepal menjadi selendang dan syal. Dengan menggunakan metode kuno, orang-orang Nepal menyisir janggut domba dan memilih serat terbaik. Di Nepal, kain ini disebut pashmina, sementara di Kashmir dikenal dengan nama wol kasmir. Namun, dengan makin populernya penggunaan selendang, nama pashmina lebih dikenal banyak orang.
Seiring dengan makin banyaknya permintaan, pemasaran tenun pashmina dilakukan ke wilayah lain di India. Di sini, pashmina berbentuk selendang, selimut, dan penutup tempat tidur hanya dipakai oleh kalangan atas karena harganya yang mahal. Setelah itu, pashmina menyebar ke negara lain, termasuk ke Eropa ketika kain ini akhirnya berada di tangan Napoleon Bonaparte.

Sutra
Kain yang terdiri atas 100 persen bahan pashmina bersifat halus seperti sutra, terasa hangat, dan sangat ringan. Pada perkembangannya, bahan pashmina dicampur dengan sutra supaya lebih kuat dan bisa memberi bentuk saat dipakai. Umumnya kombinasi campurannya adalah 70 persen pashmina dan 30 persen sutra. Namun, ada juga yang mencampur kedua bahan tersebut dengan perbandingan 50-50.Kain yang terdiri atas perbandingan 70-30 punya tenunan lebih rapat, warnanya mengilap, tetapi tetap halus dan ringan. Semakin tinggi kandungan pashminanya, kain akan berharga lebih mahal.

Kain dari pashmina asli dibuat melalui proses manual, mulai dari penyisiran janggut domba, penyortiran, memintal, menenun, pengeringan, hingga penyulaman. Dengan cara ini, warna yang dihasilkan pun terbatas. Namun, dengan makin tingginya pemasaran pashmina di seluruh dunia, barang imitasi pun bermunculan. Bahkan, kain yang tidak terbuat dari serat janggut domba disebut sebagai pashmina.

Perancang busana Muslim, Merry Pramono, mengatakan, belum banyak desainer Indonesia yang menggunakan pashmina sebagai bahan untuk mendesain pakaian karena kain ini bersifat hangat. Hal ini tentu saja tidak cocok dengan Indonesia yang secara umum bersuhu udara panas.

”Supaya bisa dipakai di sini, bisa saja diakali dengan membuat pakaian bergaya kasual dari pashmina, tetapi dilapisi kain yang nyaman,” ujar Merry.

Untuk dipakai sehari-hari sebagai aksesori, Merry memberi beberapa tips. ”Pashmina bermotif bisa dipakai untuk baju yang polos. Sebaliknya, kalau sudah memakai baju bermotif, memakai pashmina polos. Atau, kalau mau bermotif, pilihlah yang motifnya cocok serta punya gradasi warna dengan baju,” kata Merry.


Sementara untuk soal warna, Merry menilai, saat ini tidak ada aturan mengenai penggunaan warna. ”Kalau dulu, orang akan memilih warna senada antara baju dan aksesori, tetapi sekarang ini banyak yang memakai warna tabrakan. Ini sah-sah saja asalkan yang memakai punya rasa percaya diri,” tutur Merry.

Untuk kehidupan sehari-hari, sehelai selendang pashmina bisa dipakai untuk penghangat tubuh. Termasuk bagi mereka yang bekerja di ruang berpendingin udara. Saat melakukan perjalanan, pashmina bahkan bisa difungsikan sebagai selimut.

Bagi anda yang tak punya waktu banyak untuk mengubah penampilan, pashmina bisa menjadi solusi. Memakai pashmina di bahu bisa mengubah penampilan dari yang tadinya kasual menjadi lebih resmi. Di kalangan selebritis internasional, Jessica Alba dan Kate Middleton termasuk penyuka pashmina, kain penghangat tubuh yang modis.

sumber: kompas

Sponsor Produck:

Pashmina Pink dan Kuning IDR 65,000
Info Pemesanan @082115428907

1 komentar: